Pekerjaan yang mengharuskan salah satu atau kedua orangtua tugas ke luar kota atau mancane-gara, tentunya tidak mudah diterima anak-anak. Sejuta kekhawatiran pasti ada jika terpisah dari anggota keluarga dalam waktu yang lama.
Bagi anak, perpisahan dengan orangtua berarti berpisah dengan sosok yang mengayomi, sosok yang menghibur dan menyayangi. Bagi orangtua, perpisahan pun bukan perkara sepele, terlebih jika anak masih balita. Untuk itu, orangtua perlu menjelaskan dan meyakinkan dengan hati-hati kepada anak bahwa kepergiannya hanya sementara dan pasti akan kembali. Dengan memberikan semangat yang positif bagi anak, rasa kehilangan dapat berkurang.
Selama ditinggal bepergian jauh, kegiatan anak dapat diisi dengan hal-hal yang menyenangkan (misalnya bermain games, berwisata, dan lain-lain). Abadikan momen-momen tersebut dalam foto atau video. Usahakan segala bentuk dokumentasi dapat dikirimkan kepada orangtua yang bepergian sehingga perkembangan dan kabar keseharian anak tidak terlewatkan.
Saat terpaut jarak, otomatis intensitas komunkasi pun menjadi berkurang. Di sinilah orangtua harus memegang peran dalam efektifitas komunikasi. Alat komunikasi seperti telepon maupun internet merupakan media utama menanyakan kabar keluarga saat berada jauh dari anak.
Sebaiknya intensitas komunikasi orangtua yang sedang bepergian jauh perlu dilakukan secara berkesinambungan. Komunikasi yang positif, seperti menanyakan kabar, mendengarkan curhat, dan berbagai cerita aktivitas harian, dapat menjadi perekat hubungan. Komunikasi yang positif dan intensif dapat memberikan keyakinan pada anak bahwa orangtua tidak melupakan mereka meskipun sedang bepergian jauh. Anak pun bisa merasakan kedekatan meskipun orangtua tidak berada di sampingnya.
Saat pulang dari bepergian, pemberian hadiah-hadiah kecil bagi anak atau keluarga pasti membangkitkan kegembiraan tersendiri. Sedangkan di rumah, anak bisa diajak untuk mempersiapkan pesta kejutan bagi kepulangan ayah atau ibu yang bepergian jauh.
Sebaiknya tidak memanjakan anak dengan kelimpahan materi sebagai "penebus" waktu kebersamaan dengan anak. Sebaliknya, ajaklah anak untuk melakukan kegiatan bersama seperti memancing, atau kegiatan lain yang menumbuhkan daya kreativitas anak sekaligus kekompakan keluarga.
Sumber: Kompas, 7 Maret 2010
No comments:
Post a Comment