Monday, May 2, 2016

Survive dari Hobi..Bisakah?



Tidak seperti biasanya, sepulang sekolah sore itu, Hatim tidak langsung ke meja makan, mencari cemilan sore. Setelah mengganti seragam sekolahnya dengan kaos, dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya lalu bergegas menuju ruang tengah. Karena penasaran  saya mengikutinya dari belakang.  Benda yang dikeluarkan dari dalam tas tadi ternyata  lembaran-lembaran kertas origami.Lho, itu kan shuriken. Saya menghitung  1,2...wow ada 23 origami shuriken yang sudah jadi. “Buat apa ini dibikin banyak Hatim?” “Dijual di sekolah,” jawabnya  tanpa menghentikan gerakan tangannya yang begitu cepat.
Kalau duitnya sudah banyak mau dibelikan apa Hatim?”
Ditabung dulu, nanti kalau sdh banyak, Hatim mau beli sepeda, beli yoyo, beli tor blade, dan kalo abi  pas kekurangan duit, bisa ambil dari situ hehe.
Teeeeng!
Saat tu saya berpikir, bisa juga anak ini merencanakan sesuatu. Dia punya keinginan terhadap sesuatu dan  merencanakan untuk memenuhinya.  Sementara saya, jarang sekali berpikir terlalu ke depan. Menyiapkan sekolah untuk anak lalu menabung untuk itu. Atau, merencakan tuk membeli lemari pendingin baru, kemudian  mengatur keuangan untuk mewujudkannya. Jarang sekali. Paling sering itu, ada duitnya, segera beli barangnya. Bukan karena tidak mau, tapi belum tau caranya dan ngga tau mau nanya ke mana. Pun menyiapkan dana untuk keadaan darurat atau mendadak, jarang sekali.
Dulu, sewaktu masih tinggal di Jogja,  beberapa kali didatangi oleh agen asuransi, tapi saya kok merasa belum cocok. Utamanya di permasalahan ribanya. Belum ada yang bisa mengentaskan keraguan-keraguan saya tentang itu.
Jawaban Hatim tadi membuat saya berpikir bahwa perencanaan keungan untuk kemudian hari itu ternyata penting. Tapi..harus belajar sama siapa? Belajar ke konsultan, pastilah mahal J Ini yang membuat keinginan belajar hanya menjadi keinginan saja.
Saat membaca undangan mengikuti seminar perencanaan financial di grup blogger Makassar Anging mammiri, saya segera mendaftarkan diri. Inilah kesempatan untuk belajar perencanaan keuangan.
Tiba di Trans Studio Mall (TSM) jam menunjukkan pukul 11.00 WITA. Awalnya saya pikir sudah terlambat, tetapi melihat daeng Ipul, Anchu dan Unga masih duduk-duduk  sambil ngopi  di depan Cafe Zafferano tempat acara berlangsung, saya sedikit lega. Setelah menikmati suguhan pstel dan teh susu panas, acara pun dimulai.
Saya mengambil tempat paling belakang, berdekatan sama Nanie, Anbhar dan Unga. Supaya viewnya kelihatan dengan jelas. Ini sih ahlasan saja :)

Ibu Joice, seorang wartawati senior Kompas yang aktif mengisi halaman ekonomi  membawakan materi pertama di seminar ini. 

Beliau mencoba membuka wawasan kita tentang pentingnya perencanaan finacial dengan kisah kawannya yang bernama Munir. Munir yang selalu nampak sehat, bersemangat dan pekerja keras dan memiliki 2 anak ini ternyata mengidap penyakit Leukimia. 
Setelah setahun keluar-masuk rumah sakit, akhirnya beliau dipanggil menghadap ke Yang Maha Kuasa.  Syukurnya, Munir telah mempersiapkan perlindungan bagi keluarganya. Dia memiliki empat polis asuransi jiwa yang setelah dicairkan bisa menopang kehidupan  istri dan anak yang ditinggalkan. Ibu Joice pengen kita mengambil pelajaran dari kisah ini tentang pentingnya melindungi keluarga dengan perencanaan financial. 

gambarnya inart.wordpress.com


Beliau mengingatkan agar segera mempersiapkan finasial, karena semakin lama memulai, maka akan semakin besar pula ongkos penundaannya.  Dan, target menjadi hal yang paling penting saat memulai merencanakan keuangan tuk masa depan. Dengan mengetahui target, kita jadi tahu berapa dana yang harus disisihkan perbulan. Dana darurat menjadi hal yang tak boleh dilupakan, agar tidak mengganggu lancarnya perencanaan keuangan kita. Beliau juga memberikan tips yaitu menyisihkan 10% di awal untuk ditabung, sebelum membelanjakan tuk kebutuhan kita.

Setelah sesi 1, peserta Seminar Seminar & Exhibition Roadshow Sun Life Financial di Makassar dihibur oleh 2 komika dari Komunitas Stand Up Comedy Gowa dan Makassar.

Setelah ishoma,  Daeng Ipul membawakkan materi kedua;  tentang “Bagaimana Menghasilkan Duit dari Hobbi.” Yang sangat berkesan dan nancap di hati adalah saat Daeng Ipul menyatakan bahwa FOKUS adalah satu dari kunci utama kesuksesan. Pilihlah salah satu hobbi yang dikuasai, lalu fokuslah dan terus mengembangkan kemampuan diri
Gambar pinjam lelakibugis.net

Selain fokus dan terus belajar, yang tak kalah penting adalah berjejaring dan berkomunitas dengan pemilik hobi yang sama. Demikian penjelasan Daeng Ipul.
Beliau  juga membongkar tif suksesnya dalam dunia blogging, yaitu selalu kreatif, jangan malas dan selalu menjaga etika; tidak plagiat, tidak mengambil sumber tanpa menuliskan sumbernya dan lain-lain.
Selain tips, daeng Ipul tak lupa mengingatkan tantangan yang sering dihadapi oleh seorang blogger yang pengen sukses, yaitu konsistensi, gampang menyerah, takut bersaing dan kehilangan passion.
Sangat menginspirasi materi yang dibawakan oleh daeng Ipul di sesi 2 ini.
Saya yakin bahwa hobi bisa menjadi peluang menuju kesuksesan, dan setelah sukses jangan lupa mulailah merencanakan keuangan.
Daeng Ipul menutup materinya dengan sebuah quote menarik “Ketika hobi sudah menjadi pekerjaan utama, saatnya mencari hobi lain.” 

Alhamdulillah menang live tweet competition. Thx Sunlife_ID

No comments:

Post a Comment